Usai Bahas Kartun Nabi Muhammad di Kelas,Guru Sejarah di Prancis Dibunuh

banner 120x600
banner 468x60

GARAPNEWS.COM-Seorang pria bersenjatakan pisau membunuh guru sejarah tepat di depan sekolah menengah di pinggiran kota Paris, Prancis pada Jumat, 16 Oktober 2020.

Polisi kemudian menembak mati pembunuh guru itu dan menjadikan kasusnya sebagai tindakan terorisme.

banner 325x300

Sumber di kepolisian, menurut laporan Reuters menjelaskan, guru itu dibunuh setelah di dalam kelas menunjukkan kepada para siswanya foto kartun nabi Muhammad yang dianggap oleh umat Islam sebagai penghujatan.

Tersangka pelaku kemudian membunuh guru itu di depan sekolah di Conflans Sainte-Honorine sekitar jam 5 sore waktu setempat.

Beberapa saksi mata mengungkapkan kepada polisi bahwa pelaku meneriakkan kata Allahu Akbar.

Presiden Prancis Emmanuel Macron yang tiba di lokasi pembunuhan sadis guru itu mengatakan, peristiwa ini sebagai serangan teror dan menyerukan warga Prancis bersatu.

Macron mengatakan, korban dibunuh karena dia seorang guru dan mengajarkan kemerdekaan untuk menyampaikan pendapat.Tapi yang di ajarkan guru tersebut memancing kemarahan umat Islam di Prancis.

“Seluruh negeri berdiri di belakang guru-guru. Teroris tidak akan memecah belah Prancis,” tegas Macron seperti dikutip dari Deutsche Welle.

Menurut polisi, guru yang mengajarkan kemerdekaan berpendapat di kelas dengan membuka debat tentang karikatur itu, telah menerima ancaman sekitar 10 hari setelah acara di kelas. Sejumlah orang tua siswa kemudian menyampaikan keberatan terhadap guru itu.

Satu akun Twitter yang disebut dijalankan oleh pembunuh telah mengunggah gambar pembunuhan guru itu dan mengaku bertanggung jawab atas peristiwa itu. Akun Twitter itu seketika ditangguhkan.

Media lokal telah mengidentifikasi pembunuh guru sejarah itu merupakan seorang pria etnis Chechen di Rusia berusia 18 tahun. Kedutaan Rusia di Paris telah meminta informasi tentang tersangka dari aparat berwenang Prancis.Kejadian ini merupakan pelajaran penting bagi pemerintah Prancis.

Sumber:Reuters


banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *