GARAPNEWS.COM, PEKANBARU – Di antara dampak maksiat adalah maksiat merusak akal. Karena sesungguhnya akal merupakan cahaya dan maksiat pasti mamadamkan cahaya akal.
Ketika cahaya tersebut padam maka akalpun akan berkurang dan melemah. Sebagian Salaf mengatakan, “Tidaklah seseorang bermaksiat kepada Allah melainkan akan hilang akalnya.”
Ini merupakan sebuah hal yang nyata/jelas. Karena sesungguhnya jika akalnya hadir tentu akal tersebut akan mampu mencegahnya dari melakukan kemaksiatan. Akalnya akan menyadarkannya bahwasanya dia berada dalam genggaman dan kekuasaan Allah Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengawasinya, diapun sedang berada di atas bumi Allah serta malaikatpun menyaksikan dan mengawasinya. Peringatakan yang ada dalam Al-Qur’an, keimanannya, (mengingat tentang) kematian, dan neraka, itu akan mampu mencegahnya dari kemaksiatan.
Kebaikan dunia dan akhirat yang hilang akibat maksiat lebih banyak dan berlipat ganda dibandingkan dengan kesenangan serta kelezatan yang ia dapatkan ketika bermaksiat. Maka adakah orang yang memiliki akal sehat dan selamat akan mendahulukan kehinaan itu semua dan meremehkannya?
(Imam Ibnul Qayyim, Ad-Daa wa Ad-Dawaa, hal. 92).