Korban Gempa Sulbar, Mulai Terserang ISPA

Kunjungi Korban Gempa Sulbar - FB
Kunjungi Korban Gempa Sulbar - FB
banner 120x600
banner 468x60

Korban Gempa Sulbar, Terserang ISPA

GARAPNEWS.COM, Mamuju – Sebagian pengungsi akibat gempa di Kabupaten Mamuju dan Majene, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) yang bertahan di tenda pengungsian selama tiga pekan dikabarkan mulai terserang penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

banner 325x300

“Penyakit ISPA menduduki peringkat tertinggi, yang menyerang pengungsi akibat gempa dengan jumlah penderita mencapai 1.110 orang,” kata Kepala Pengelola Data Bidang Data dan Informasi Pos Komando Transisi Darurat Gempa Sulbar, Gaffar di Mamuju, Kamis (11/2), dikutip dari Antara.

Ia mengatakan penderita ISPA tersebut sebanyak 720 orang berada di Kabupaten Mamuju dan 390 orang lainnya di Kabupaten Majene.

Menurut dia, data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar juga menyebutkan, warga pengungsi gempa yang terserang penyakit sebanyak 4.048 orang berada di kabupaten terdampak gempa bumi yakni di Kabupaten Mamuju sebanyak 2.669 orang dan 1.379 orang di Kabupaten Majene.

“Penyakit ISPA yang paling banyak menyerang pengungsi, dan jumlahnya terus meningkat,” katanya.

Ia juga menyampaikan jumlah korban luka berat maupun ringan akibat gempa sebanyak 10.354 orang, dengan rincian luka berat 378 orang, terdiri dari 209 orang di Kabupaten Mamuju dan 69 orang di Kabupaten Majene.

Sedangkan luka ringan tercatat 10.076 orang, 7.349 orang luka ringan di Mamuju dan 2.727 di Kabupaten Majene. Sementara korban meninggal dunia sebanyak 104 orang, 94 di Mamuju dan 10 di Majene.

Selain ISPA, penyakit dominan yang menyerang pengungsi yakni hipertensi, penyakit kulit, diare, demam tulang, influenza, maag, nyeri otot, gangguan pencernaan, sakit kepala, demam, penyakit kulit dan batuk.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sulbar, Dr Ihwan mengatakan ISPA menjadi penyakit dengan jumlah tertinggi di Sulbar meskipun bukan dalam keadaan gempa atau dalam keadaan biasa atau normal.

“Jumlah warga terserang ISPA meningkat di pengungsian itu karena faktor kelelahan, apalagi dalam musim pancaroba seperti sekarang ini,” tutupnya.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *