Ini Langkah Pemerintah Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Pasca Libur Lebaran

Jubir Satgas Covid-19 Prof Wiku Adisasmito (Foto/IG)
banner 120x600
banner 468x60

GARAPNEWS.COM, Pekanbaru – Pasca libur lebaran hari raya Idul Fitri, pemerintah dan masyarakat di Indonesia perlu bersiap mengantisipasi potensi lonjakan kasus. Potensi ini, diakibatkan dampak adanya libur panjang.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito berharap kondisi penanganan yang sudah baik ini harus terjaga.  

banner 325x300

Apalagi jumlah kasus aktif setiap harinya menurun hingga kini sudah dibawah 90 ribu kasus.

Kapasitas testing terus ditingkatkan dan capaiannya dengan 9 minggu berturut-turut diatas standar Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), yaitu 1 : 1000 populasi per minggu.

Dari capaian testing ini, data menunjukkan bahwa dalam 13 minggu terakhir jumlah kasus positif memang menurun di tengah-tengah masyarakat, dan bukan disebabkan kapasitas testing yang rendah.

“Jika melihat perkembangan data testing dan kasus secara berdampingan, maka penurunan kasus yang terjadi selama 13 minggu ini bukan karena jumlah testing yang rendah. Kenyataannya, testing konsisten diatas standar WHO selama 9 minggu berturut-turut,” Wiku dalam keterangan pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden dan dapat diakses pada Jumat (21/5/2021).

Lebih jelasnya, perkembangan data testing harian sempat menunjukkan penurunan drastis pada minggu ketiga Februari 2021, yaitu hanya mencapai 74,68% dari target WHO.

Namun pada minggu-minggu selanjutnya, kapasitas testing terus ditingkatkan dan secara konsisten berada diatas standar WHO dalam 9 minggu terakhir hingga bulan Mei 2021. 

Namun, perkembanganan testing sempat menurun pada minggu kedua Mei 2021. Yaitu hanya bisa mencapai 75,37% dari target WHO.

“Hal ini dapat terjadi karena periode libur lebaran pada minggu lalu yang mempengaruhi operasional laboratorium. Sehingga menyebabkan jumlah orang yang diperiksa menurun,” jelas Wiku. 

Lebih lanjut, membandingkan dengan perkembangan kasus positif mingguan, puncak tertinggi pada minggu kedua Februari 2021. Namun pada minggu-minggu selanjutnya tren penambahan kasus aktif terus menurun tajam hingga hari ini.

Data per 16 Mei 2021, penambahan kasus mingguan, sebesar 26.067 kasus atau turun lebih dari 70% dibandingkan saat puncak kasus pada Februari lalu. 

Melihat capaian berdasarkan perbandingan data tersebut, merupakan hasil kolaborasi yang baik antara pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat. Dan juga berkat peningkatan kedisiplinan masyarakat secara kolektif untuk disiplin protokol kesehatan. 

Untuk itu, penting bagi pemerintah daerah untuk menjaga kapasitas testing dan pemeriksaan laboratorium terus ditingkatkan agar selalu berada di atas standar WHO. Dengan begitu baru dapat dinilai, apakah penurunan kasus benar-benar terjadi atau tidak.

“Pastikan seluruh daerah memiliki fasilitas dan sumberdaya yang cukup untuk melakukan testing. Dan segera selesaikan apabila terdapat kendala atau membutuhkan bantuan,” pungkas Wiku. 

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *