GARAPNEWS.COM-Ekonom Indef Dradjad Wibowo menyebut ada babak baru perang dingin AS dengan sekutunya melawan China dalam hal perang vaksin. Negara-negara ASEAN dan Pasifik menjadi ajang perang vaksin tersebut.
“Saran saya, pemerintah Indonesia memanfaatkan perang vaksin ini semaksimal mungkin bagi kesehatan dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Indonesia berpotensi sangat diuntungkan dari perang vaksin ini,” kata Dradjad
Diceritakannya, kemarin 4 negara yang bergabung dalam Quad memutuskan berkomitmen mengirim 1 milyar dosis vaksin Johnson & Johnson (J&J) ke ASEAN dan Pasifik hingga akhir 2022. Keempat negara itu adalah AS, Jepang, Australia dan India. Quad ini semacam G7 atau APEC, dibentuk tahun 2007, dengan tujuan meng-counter pengaruh global dan regional China.
Padahal, kata Dradjad, China sangat aktif meluaskan pengaruhnya ke berbagai negara di Asia, Afrika dan Amerika Latin. OBOR menjadi salah satu alatnya. Dan di tengah pandemi ini, vaksin menjadi alat perluasan pengaruh yang sangat efektif.
Ambisi geopolitik dan wilayah China juga sangat jelas di kawasan regional, mulai dari Laut China Selatan hingga perbatasan dengan India dan Jepang. Ditambah isu demokrasi di Hongkong, perlakuan terhadap Uigur dan sebagainya, maka AS dan sekutunya semakin keras berusaha meng-counter pengaruh China.
Kita berharap Indonesia bisa mandiri dari segi penanganan covid-19.Perang vaksin juga berpengaruh bagi perekonomian dan kesejahteraan rakyat Indonesia.