GARAPNEWS.COM – Jika kita bertanya, apakah sebabnya pada zaman kita sekarang ini ilmu itu banyak tapi susah diamalkan? Padahal pada zaman dahulu, ilmu itu sedikit tapi justru mudah diamalkan.
Lihat saja sekarang, ratusan nasihat dan ceramah agama diunggah ke medsos setiap detiknya dalam bentuk tulisan maupun video. Siapapun ulama yang ingin kita dengarkan ilmunya, bisa kita dapatkan kapan saja di internet.
Bandingkan pada saat saya masih kecil, untuk mendengar pengajian dari Kiai kami harus menunggu satu pekan sekali pada jadwal beliau mengajar di masjid.
Pada era digital seperti hari ini, kita cukup menggerakkan ujung jari dari rumah saja untuk mendapatkan ilmu, sedangkan dahulu kita harus keluar rumah dan berjalan menuju pengajian.
Tak dapat disangkal, ilmu begitu mudah di zaman sekarang. Namun mengapakah kita sulit mengamalkan?
Mungkin ayat 66 dari surat Al-Kahfi berikut ini bisa membantu menjawabnya.
قَالَ لَهُ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰ أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا
Nabi Musa berkata kepada Nabi Khidir, “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?”
Perhatikanlah ketika Nabi Musa ingin mendapatkan ilmu, yang pertama kali beliau lakukan adalah meminta izin untuk mengikuti (hal attabi’uka) Nabi Khidir. Sebetulnya yang beliau tuju adalah mendapatkan ilmu (an tu’allimani) tetapi demikianlah adab yang diperlihatkan oleh Nabi Musa.
Bahwa “mengikuti” seorang ulama haruslah didahulukan sebelum mengambil ilmu dari ulama tersebut. Inilah fase yang hilang dari zaman kita sekarang. Fase yang disebut “mengikuti”.
Rupanya proses kita memperoleh ilmu begitu instan. Cukup dengan mencari apa yang ingin kita ketahui, lalu kita dapatkan, setelah terpenuhi keingintahuan tersebut lalu kita tinggalkan. Begitulah. Pantas saja kita tidak lagi mendapatkan keberkahan ilmu. Salah satu cirinya adalah sulit mengamalkan.
Oleh karena itu, mari kita mencoba untuk kembali kepada tahapan yang diajarkan Nabi Musa. Usahakan jangan mendengarkan ilmu secara instan saja dari seorang ulama, tapi awali dengan mengikuti ilmu-ilmu dari ulama tersebut selama beberapa masa lamanya.
Tidak apa-apa meski baru bisa mengikuti melalui medsos, apabila kita memang menyimak dengan sungguh-sungguh selama mengikuti beliau, insya Allah ada ruh ilmu yang berbeda akan kita dapatkan. Daripada kita mengutip sebentar dari sana, lalu mengutip lagi sebentar dari sini.