Garapnews.com-PEKANBARU – Gerah dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sudah satu bulan lamanya diterapkan di Kota Pekanbaru.
Pedagang Sukaramai Trade Center (STC) yang terletak di Jalan Sudirman, Pekanbaru mulai mengibarkan bendera putih, Selasa (10/8/2021).
Terlebih lagi Pekanbaru masuk kedalam 45 kabupaten/kota di luar Jawa-Bali yang akan menerapkan PPKM Level IV yang berlaku per 10 hingga 23 Agustus mendatang.
“ini situasi real di masyarakat, tentu hal ini (perpanjangan PPKM) perlu dikaji dan dievalusi. Apalagi perpanjangan PPKM selama 2 pekan,” cakap anggota DPRD Kota Pekanbaru, Muhammad Sabarudi.
Sabarudi menegaskan sebelum memperpanjang PPKM, pemerintah harus melihat dampaknya ketika akan mengambil kebijakan tersebut apakah strategi tersebut bisa memberikan solusi.
“Kalau bicara situasi ekonomi, tidak bisa dipungkiri bahwa ekonomi semakin memburuk, jadi harus ada analisis dengan kebijakan PPKM ini,” katanya.
Terhitung sejak 6 Juli 2021, Kota Pekanbaru sudah menerapkan PPKM selama satu bulan lebih lamanya. Dengan rincian dua kali penerapan PPKM skala Mikro dan dua kali PPKM Level IV sebanyak dua kali.
Politisi PKS ini juga menegaskan pemerintah harus melihat dampak positif serta negatif dari penerapan PPKM ini.
Dari pantauan di lapangan, ratusan para pedagang berkumpul di depan kawasan STC sebagai bentuk protes mereka terhadap kebijakan PPKM Level 4.
“Kami menyerah, pelan-pelan kami mati akibat PPKM,” ujar ratusan pedagang STC kompak, Selasa (10/8/2021).
Ratusan pedagang tersebut melakukan aksi pasang bendera putih, lantaran mereka tidak bisa berjualan sehingga tidak mendapat pemasukan sama sekali, sebab STC tutup sejak pemberlakuan PPKM di Kota Bertuah. Mereka mengeluh, kebijakan pemerintah ini jelas-jelas membuat kondisi ekonomi mereka semakin terpuruk.
Tak hanya memasang bendera putih, pedagang juga membentang spanduk bertuliskan keluhan mereka. Diantaranya berbunyi “Pada siapa nasib ini kami adukan”. “PPKM!!! Pelan-pelan kami mati”.
“Dimana kebijakan pemerintah, kami tidak bisa berjualan otomatis kami tidak mendapat masukan, kalau begini terus perlahan kami mati,” ucap pedagang.