GARAPNEWS.COM-Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengecam Facebook dan Twitter karena memblokir tautan ke artikel yang mengkritik rivalnya Joe Biden.
Artikel New York Post tersebut mengungkap dugaan korupsi yang dilakukan Biden bersama putranya Hunter Biden.
“Sangat mengerikan bahwa Facebook dan Twitter menghapus cerita email ‘Smoking Gun’ yang terkait dengan Sleepy Joe Biden dan putranya, Hunter, di @NYPost,” tulis Trump di Twitter, Rabu (14/10 )dilansir dari AFP.
Pada kampanye di Iowa, Trump mengatakan akun Twitter sekretaris persnya Kayleigh McEnany telah diblokir. Hal itu kata Trump terjadi setelah McEnanyi membagikan artikel New York Post.
“Karena dia melaporkan kebenaran! Mereka menutup akunnya,” kata Trump.
CEO Twitter Jack Dorsey menyesali tindakan perusahaanya dalam berkomunikasi pada publik soal artikel tersebut.
“Komunikasi kami seputar tindakan pada artikel @nypost tidak bagus. Dan memblokir berbagi URL melalui tweet atau DM tanpa konteks mengapa kami memblokir: tidak dapat diterima,” tweetnya.
Menanggapi artikel tersebut, Biden telah berulangkali menyangkalnya. Di artikel itu terungkap bahwa ia mengambil tindakan untuk membantu putranya dan perusahaan energi Ukraina, Burisma. Hunter adalah salah satu komisaris di Burisma.
“Saya tidak pernah berbicara dengan anak saya tentang urusan bisnisnya di luar negeri,” kata Biden pada September 2019.
New York Post diketahui memiliki email yang berisi tentang Hunter Biden yang memperkenalkan ayahnya, yang saat itu menjabat wakil presiden kepada seorang eksekutif puncak di sebuah perusahaan energi Ukraina Burisma.
Cerita New York Post berfokus pada satu email dari April 2015, di mana ada seorang penasihat dewan Burisma Vadym Pozharskyi berterima kasih kepada Hunter karena mengundangnya ke pertemuan Washington dengan ayahnya. Tapi tidak ada indikasi kapan pertemuan itu dijadwalkan atau pernah terjadi.
Adapun alasan Facebook membatasi pengguna pada tautan artikel New York Post karena Biden telah menyangkal pernah bertemu dengan pengusaha tersebut.
“Ini adalah bagian dari proses standar kami untuk mengurangi penyebaran informasi yang salah,” kata juru bicara Facebook Andy Stone.
Twitter mengatakan pihaknya membatasi penyebaran artikel karena pertanyaan tentang “asal-usul materi” yang termasuk dalam artikel tersebut.
Senator Republik Josh Hawley, dalam sebuah surat kepada kepala eksekutif Facebook Mark Zuckerberg, mengatakan pemblokiran yang tampaknya selektif menunjukkan keberpihakan di pihak Facebook.
Laporan Post, kata dia, jelas relevan dengan kepentingan publik dan mengungkapkan aktivitas yang berpotensi tidak etis oleh seorang calon presiden