GARAPNEWS.COM, PEKANBARU – Setahun lepas pemilihan dan kompetisi politik, bulan november 2020 menjadi salah satu episode relawan berjamaah masuk ke sejumlah BUMN sebagai Komisaris. Bagai cendawan tumbuh selepas hujan. tidak usah tanya alasan, semua bisa dicari untuk sebuah posisi. Karena sejak awal penempatan para relawan ini bukan berdasarkan kompetensi. Bisa utang budi, balas jasa, atau apresiasi.
Nama-nama tim sukses pemenangan atau relawan di Pilpres. Bagai nomer urut kacang kian bertambah masuk perusahaan negara. Ini belum termasuk daftar timses Pilpres yang ditempatkan di anak dan cucu BUMN. Janji tinggal janji, jika yang kemarin tidak ditepati bisa memenangkan kompetisi. Mengapa kemudian takut pada akhirnya harus mengingkari janji di periode kedua.
Mereka selalu berkelit kenapa harus risih, jika relawan mendapatkan posisi dari hasil kerja politik adalah kewajaran. iya kewajaran, dalam sistem politik yang tidak pernah memandang nilai dan etika. Setidaknya anak-anak muda milenial bisa mulai berpikir bahwa pekerjaan menjadi influencer jauh lebih menarik dan menjanjikan menuju tangga pucuk pimpinan korporasi negara.
Jadi saat ini kita sudah bisa bertanya, Sumbangsih Kaum Milenial untuk Negara apa? Berikan saya sepuluh relawan maka kita akan guncang dunia maya dan virtual. Berbekal kemampuan texting dan blasting di socmed, ditambah dengan follower yang segunung. Puncak itu makin terlihat.